Kepala SMK Negeri 7 Palu, Ashar mengungkapkan, dalam memudahkan para siswa untuk mengikuti praktik kelautan, sekolahnya membangun kolam renang. Kolam itu dianggap sangat penting, karena akan memberikan banyak manfaat kepada sekolah maupun para siswa.
“SMK Kalautan merupakan salah satu sekolah yang harus memiliki banyak fasilitas, khususnya untuk pratik para siswa. Makanya sebelum turun Praktik Kerja Lapangan (PKL) terlebih dahulu harus bisa mendapatkan sartifikat Basic Safety Training (BST). Untuk mendapatkan sertifikat tersebut siswa harus bisa mengikuti tes di Makassar. Didalamnya terdapat tes berenang, dan berbagai lainnya,” ujar Ashar, melalui ponselnya, belum lama ini.
Tentunya kata Ashar, untuk mengikuti tes di Makassar seluruh siswa akan mengeluarkan dana besar agar bisa mendapatkan BST, sebab jika tidak memiliki sertifikat BST maka mereka tidak bisa mengikuti PKL yang sudah menjadi ketentuan di sekolah.
“Saya sudah mengusulkan kepada pemerintah dan mereka sudah menyahuti untuk menyiapkan seluruh fasilitas yang bisa digunakan untuk mendapatkan Sertifikat BST. Sebelumnya kami sudah membangun gedung simulasi kapal yang terbaik di Sulteng, kemudian kami kembali membangun kolam renang, sebab itu merupakan kewajiban bagi para siswa untuk berlatih berenang karena merupakan syarat utama untuk mendapatkan BST,” ungkapnya.
Kata dia, jika seluruh fasilitas ini sudah terbangun, siswa tidak lagi mengeluarkan dana untuk tes di Makassar.
“Dengan adanya pembangunan kolam renang, seluruh siswa juga sangat terbantu karena sekolah tidak khawatir lagi tidak bisa mendapatkan sertifikat BST, sebab sebelumnya para siswa tidak bisa ikut tes berenang, karena terkendala dana untuk bisa mengikuti tes di daerah lain,” jelasnya.
Ashar mengaku akan berupaya dalam waktu dekat agar pembangunan sejulah gedung it segera rampung sehingga bisa dimanfaatkan oleh para siswa. Setelah itu mereka bisa turun untuk PKL, karena mereka sudah mendapatkan lesensi untuk mengikuti PKL dengan melampirkan sertifikat BST.
“Memang proses PKL untuk SMK Kelautan berbeda dengan SMK lainnya, karena para siswa harus siap untuk mengikuti PKL di laut menggunakan kapal. Sementara perusahaan besar tidak mau mengambil risiko untuk para siswa mengikuti PKL jika tidak memiliki pelatihan BST yang didalamnya terdapat berbagai syarat utama dalam mengikuti pelayaran,” ujarnya.
SUMBER: metrosulawesi.id